Selasa, 15 Desember 2015

Siapa bilang Indonesia bukan negara Islam?

Diposting oleh annhee pitunggal di 16.18
Banyak kontroversi yang muncul ketika ada statement “Indonesia adalah Negara Islam”. Yang nasionalis banget pasti bakal mencak-mencak kalau dibilang negara yang dihuninya ini adalah negara Islam. Untuk yang golongan ini saya say “Whatever-lah”. Pun juga pasti ada yang lonjak-lonjak girang banget denger statement ini, lalu sebagian ada yang curi statementnya Yusuf Qardhawi yang bilang, “Sesungguhnya kebangkitan Islam akan berawal dari Indonesia” –yang belakangan saya dengar statement ini sudah diralat-. Untuk yang golongan kedua saya say, “Slow and calm down”.


Saya tidak sedang ingin mengapungkan dan memisahkan mana yang nasionalis dan mana yang bukan. Ini hanya sekedar catatan iseng hasil penemuan saya dari silaturahim syawal ke-3 kemarin. Sejujurnya gk punya nyali untuk menuangkan ‘penemuan’ ini dalam tulisan yang dikonsumsi orang, karena pasti nanti muncul perdebatan, tapi dengan iktikad baik agar supaya biar otak saya gk beku, jadi saya tulis. Kalau tulisannya tak terformat dengan apik, mohon maaf ya readers...
Boleh saya bilang kalau Indonesia ini adalah negeri Islam? Boleh?
Yah, kita sudah sepakat mengatakan Indonesia adalah Negara Islam. Lalu anda boleh bertanya-tanya kenapa saya bilang begitu. Jawaban yang ada dipikiran saya mungkin akan sangat jauh berbeda dengan yang anda kira, karena saya tidak sedang ingin menguak itu dari dalil-dalil Negara Islam itu sendiri atau sejenisnya.

Bukan lautan tapi kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupimu
Tiada topan tiada badai kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu, dan batu jadi tanaman...

3 syawal lalu, aku beserta rombongan Alumni Rismakansa yang tercover dalam Forum Alumni Rismakansa sedang punya hajat berkunjung kerumah alumni. Tempat yang jaraknya belum terpetakan dibenakku karena memang belum pernah melancong kesana sebelumnya. Meski was-was akan ancaman petaka berkendaraan, aku meyakinkan diriku bahwa all iz well ditambah yel-yel cemunguud ea dari pihak lain turut menstimulasi keyakinanku; all iz well.
60 menit pertama, perjalanan aman-aman saja. Jalan mulus dan lebar, dan kondisi sosial masyarakat tepian yang wajar-wajar saja membuat perjalanan sang angkot tampak anggun memesona. Masuk ke putaran kedua. 5 menit pertama diputaran kedua, jalan masih halus lancar. Dan kami –terutama aku- mulai berfikir bahwa bahaya yang didengungkan orang tua adik kelasku yang gagal ikut hanyalah dongeng semata. Barulah lima menit kedua, ekstase menegangkan mulai terbentuk. Tak ayal lagi, cerita orang tua adikku melompat meninggalkan plat dongeng di otakku. Bahaya itu nyata.
Untuk menit-menit selanjutnya rupanya was-was itu memang nyata. Dan benar-benar menjadi nyata setelah kami berhasil sampai dihujung tujuan dengan melewati 15 rintangan yang disangkakan.



0 komentar:

Posting Komentar

 

Anik Winarsih Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea