Minggu, 13 Desember 2015

Mimpi bergelar hafidzoh

Diposting oleh annhee pitunggal di 22.40

“Orang-orang seperti kita ini akan mati jika tak punya mimpi” begitu kata fenomenal yang diucapkan Arai dalam serial Sang Pemimpi. Begitu fenomenalnya power sebuah mimpi. Dan mereka pun terlontar menuju dunia yang mereka mimpikan. Bukan sekedar ilusi, Paris yang jauhnya tak berbilang meter pun berhasil ditapaki.
“Secuil mimpi yang kau genggam erat akan mampu meruntuhkan dinding-dinding penghalang yang tebal menghadangmu.” Itulah kalimat ajaib pertama yang dikenang Elsa. Saat itu ia masih duduk dibangku kelas tiga Sekolah Dasar Negeri 2 Buja. Pulang sekolah, hari itu ia tidak menyambangi tempat mangkal ayahnya yang seorang penjual bakso keliling di depan gereja Katolik Santa Maria.


Ia yang biasa membantu ayahnya kini beralih pada buku-buku ‘Anak Sholeh-sholehah’nya Nakia, rekan sebangkunya. Sejak seminggu terakhir Elsa begitu tertarik terhadap pelajaran Agama Islam, tepatnya setelah Pak Kartubi-guru agamanya- menceritakan tentang kisah Nabi Isa AS dan ibunya, Maryam. Elsa yang pada hari itu sedang malas keluar kelas memilih bertahan ketika Pak Kartubi dengan sopan mempersilakan murid-murid non-muslim meninggalkan kelas.
“Boleh saya tinggal dikelas pak, saya lagi kurang enak badan.” Terangnya pada guru paruh baya itu. Permintaannya pun diluluskan. Dan ia pun justru menjadi siswa paling antusias dengan pelajaran Agama Islam siang itu.
Jemarinya yang lentik mulai lincah memainkan pena, menulis di kolom perbedaan Islam dan Katholik dalam memosisikan Isa. Islam mengajarkan bahwa Isa hanyalah seorang nabi, manusia biasa yang diutus Tuhannya melalui perantaraan Maryam. Isa sama sekali bukan anak Tuhan sebagaimana yang diajarkan di agamanya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Anik Winarsih Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea